Hazard Identification, Risk Assessment & Risk Control (HIRARC)

Hazard Identification, Risk Assessment & Risk Control (HIRARC)
Hazard Identification, Risk Assessment & Risk Control (HIRARC)

Pentingnya HIRARC bagi Perusahaan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada intinya ialah suatu program yang bertujuan melindungi kestabilan jalannya usaha. Di luar itu, karenanya ada kesehatan dan keselamatan kerja biaya untuk membiayai karyawan yang sakit akan mengalami penurunan karena kesehatan dan keselamatan kerja terbangun. Dengan terjaganya keadaan karyawan, dengan cara segera produktivitas perusahan pun semakin bertambah.

Rencana basic tentang keselamatan dan kesehatan kerja menyangkut dua hal yakni : tingkah laku yg tidak aman dan keadaan lingkungan yg tidak aman. berdasar pada data dari Biro Kursus Tenaga Kerja th. 2010, penyebabnya kecelakaan yang pernah terjadi hingga saat ini yaitu disebabkan oleh tingkah laku yg tidak aman seperti berikut :

  1. Sembrono dan tidak hati – hati
  2. Tidak mematuhi ketentuan
  3. Tidak mengikuti standard prosedur kerja.
  4. Tidak memakai alat pelindung diri
  5. Keadaan tubuh yang lemah

Persentase penyebabnya kecelakaan kerja yakni 3% karena sebab yg tidak dapat dihindarkan (seperti bencana alam), diluar itu 24% karena lingkungan atau perlengkapan yg tidak penuhi prasyarat, dan 73% karena tingkah laku yg tidak aman. Cara efisien untuk menghindar terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan hindari terjadinya lima tingkah laku tidak aman yang sudah dijelaskan diatas.

Dengan mengetahui hal ini, maka Ahli K3 Umum dapat melakukan identifikasi bahaya, menilainya kemungkinan dan mengatur resiko atau hazard atau umum dimaksud sistem Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC).

HIRARC adalah suatu dasar dalam mengidentifikasi bahaya, menilainya kemungkinan dan mengatur kemungkinan memiliki maksud HIRARC yaitu seperti berikut :

  1. Untuk mengidentifikasi semua aspek yang bisa mengakibatkan kerugian pada karyawan dan sebagainya (yang bahaya);
  2. Untuk memperhitungkan besar kemungkinan kemungkinan yang membahayakan siapa pun di lingkungan kerja, dan
  3. Untuk sangat mungkin entrepreneur untuk berencana, mengenalkan dan memonitor aksi mencegah untuk meyakinkan kalau resiko itu cukup dikendalikan setiap waktu.

Dalam melakukan rencana aktivitas HIRARC aktivitas harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :

Melihat Kondisi

  1. Mana bahaya yang nampaknya jadi ancaman yang penting
  2. Meyakinkan apakah pengendalian yang ada mencukupi, dan
  3. Dilakukan sebelumnya proses aksi perbaikan atau pencegahan.

Occupational Health and Safety (OHS) Management System

Organisasi memiliki niat untuk selalu meningkatkan OHS Management System. Ini harus jadi pekerjaan entrepreneur untuk mengambil keputusan personil terlatih untuk memimpin tim karyawan yang berkaitan dengan satu sistem tertentu atau aktivitas untuk melakukan HIRARC. Dalam melakukan sistem HIRARC diperlukan 4 langkah simpel dalam melakukan HIRARC, yakni :

  1. mengklasifikasikan aktivitas kerja ;
  2. mengidentifikasi bahaya ;
  3. melakukan penilaian kemungkinan (analisis dan memprediksi kemungkinan dari setiap bahaya), mengkalkulasi atau menaksir peluang terjadinya, dan keparahan bahaya ;
  4. mengambil keputusan apakah resiko ditolerir dan mengaplikasikan beberapa langkah kontrol (bila perlu).

Tujuan HIRARC

Tujuan Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Ingindalian Resiko atau Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) yaitu menghindari terjadinya kecelakaan. Cara efisien untuk menghindari terjadinya kecelakaan, harus di ambil aksi yang tepat pada tenaga kerja dan peralatan, agar tenaga kerja memiliki rencana keselamatan dan kesehatan kerja.

Prosedur ini dibuat untuk memberi tips dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian kemungkinan pada kesehatan dan keselamatan kerja baik karyawan ataupun pihak-pihak luar yang berkaitan dalam aktivitas perusahaan, dan memastikan pengendalian yang sesuai. Hal semacam ini dilakukan untuk membuat perlindungan kesehatan tenaga kerja, meningkatkan efisiensi kerja, menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Beragam arah keselamatan dan kesehatan kerja yakni:

  1. Menghadapi kehadiran aspek penyebabnya bahaya dan melakukan pencegahan sebelumnya.
  2. Mengerti beberapa jenis bahaya yang ada ditempat kerja
  3. Mengevaluasi tingkat bahaya ditempat kerja
  4. Mengatur terjadinya bahaya atau komplikasi.

Tentang ketentuan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang terlebih yaitu UU Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja dan Detil Proses UU Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja.

Aspek penyebab beresiko yang sering didapati, salah satunya :

  1. Bahaya type kimia: terhirup atau terjadinya kontak pada kulit dengan cairan metal, cairan non-metal, hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun.
  2. Bahaya type fisika: lingkungan yang bertemperatur panas dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising, vibrasi dan desakan hawa yang tidak normal.
  3. Bahaya yang meneror manusia karena type proyek: pencahayaan dan penerangan yang kurang, bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yang diakibatkan oleh perlengkapan.

Cara Pengendalian Ancaman Bahaya Kesehatan Kerja

  1. Pengendalian teknik: ganti prosedur kerja, tutup mengisolasi bahan beresiko, memakai otomatisasi pekerjaan, memakai cara kerja basah dan ventilasi perubahan hawa.
  2. Pengendalian administrasi: kurangi waktu pajanan, membuat ketentuan keselamatan dan kesehatan, memakai alat pelindung contohnya sepatu safety terbaru, menempatkan sinyal tanda peringatan, bikin daftar data beberapa bahan yang aman, melakukan kursus system penanganan darurat.
  3. Pemantauan kesehatan: melakukan kontrol kesehatan.

Ruang Lingkup Pengertian dan Jangkauan HIRARC

Identifikasi bahaya dan penilaian kemungkinan dan pengontrolannya harus dilakukan di semua kegiatan usaha, termasuk kegiatan teratur dan non teratur, baik pekerjaan itu dilakukan oleh karyawan tetap ataupun karyawan kontrak, suplier dan kontraktor, dan kegiatan sarana atau personal yang masuk kedalam tempat kerja. Identifikasi bahaya dan penilaian kemungkinan harus dilakukan oleh karyawan yang memiliki kompetensi sesuai dengan standard kompetensi yang diputuskan oleh pengusaha.

Identifikasi Hazard Lingkungan Kerja

Dalam kiat untuk mengidentifikasi bahaya di lingkungan kerja, diperlukan langkah awal. Langkah awal dalam melakukan identifikasi bahaya di lingkungan kerja yaitu dengan tahu, apakah pekerjaan itu sesuai untuk analisa pekerjaan bahaya? atau Apakah analisa bahaya pekerjaan yang bisa dilakukan di banyak pekerjaan ditempat kerja kamu?. Prioritas harus diperuntukkan ke type pekerjaan berikut :

  1. Pekerjaan berhubungan dengan cedera atau sakit tingkat paling tinggi ;
  2. Pekerjaan punya potensi mengakibatkan luka kronis atau menonaktifkan sel/organ badan atau sakit ;
  3. Pekerjaan sangat memiliki resiko, di mana satu kekeliruan manusia dengan cara simpel dapat menyebabkan kecelakaan kronis atau cedera ;
  4. Pekerjaan yang baru dengan system dan ketentuan yang tidak sama dengan pekerjaan yang lama
  5. Pekerjaan cukup kompleks memerlukan instruksi tercatat.

Beberapa type pekerjaan di atas harus di ketahui terlebih dulu oleh pemilik usaha, terutama untuk pekerja sebelumnya melakukan pekerjaannya. Setelah tahu status pekerjaan kamu, lalu kerjakan analisa dengan cara-cara berikut ini:

  1. Melibatkan pekerja, hal semacam ini sangat penting untuk melibatkan pekerja dalam sistem analisa bahaya.
  2. Orang yang menganalisis harus memiliki pemahaman yang unik dari pekerjaan, dan pengetahuan untuk menemukan bahaya. Melibatkan pekerja akan menolong meminimalisir kelalaian, meyakinkan analisa kualitas, dan memperoleh pekerja untuk memperdalam analisa untuk jalan keluar karena mereka akan sharing kepemilikan keselamatan mereka dan program kesehatan.
  3. Review histori kecelakaan kerja. Review dilakukan dengan lihat data peristiwa kecelakaan kerja dalam suatu usaha. Review juga dengan pekerja histori tempat kerja kamu kecelakaan dan kerja penyakit yang memerlukan perawatan, kerugian yang diperlukan perbaikan atau pergantian. Kejadian-kejadian ini yaitu tanda kalau kontrol bahaya yang ada (bila ada) mungkin tidak mencukupi dan layak pengawasan lebih.
  4. Melakukan penelaahan pekerjaan awal. Diskusikan dengan pekerja yang akan menempati posisi yang dinilai memiliki kemungkinan. Kerjakan brainstorming berbarengan pekerja untuk bebrapa inspirasi untuk menyingkirkan atau mengatur bahaya. Bila ada bahaya yang menyebabkan bahaya yang segera hidup pekerja atau kesehatan, mengambil segera aksi membuat perlindungan pekerja. Setiap permasalahan yang bisa diperbaiki dengan mudah harus diperbaiki secepat-cepatnya.
  5. Mendaftar peringkat dan prioritas untuk pekerjaan yang beresiko. Daftar pekerjaan dengan bahaya yang menyebabkan resiko yg tidak dapat di terima, berdasar pada mereka yang paling mungkin terjadi dan dengan konsekwensi paling kronis. Pekerjaan ini harus jadi prioritas pertama untuk dianalisa.
  6. Outline beberapa langkah atau pekerjaan. Nyaris setiap pekerjaan dapat dibuat langkah-langkah kerja. Pastikan untuk mencatat info yang cukup untuk melukiskan setiap aksi pekerjaan. Jauhi bikin perincian beberapa langkah sedemikian detil hingga tak perlu jadi panjang atau sangat luas yang tidak meliputi beberapa langkah basic. Bila dinilai perlu, Anda dapat meminta input dari pekerja lain yang sudah melakukan pekerjaan yang sama. Lalu, meninjau beberapa langkah pekerjaan dengan pekerja untuk meyakinkan tak ada yang terlewati. Sertakan pekerja dalam semua step dari analisis-bahaya yang tidak teratasi dari meninjau beberapa langkah pekerjaan dan prosedur untuk mendiskusikan dan jalan keluar yang disarankan. Terkadang, dalam melakukan analisa bahaya pekerjaan, photo dan video pekerjaan sangat menolong. Catatan-catatan visual dapat jadi rujukan bermanfaat ketika melakukan analisa yang lebih detil dari pekerjaan.

Baca Artikel tentang K3 Lainnya di sini : Konsep Job Safety Analysis (JSA)

Sumber: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346)