Safety Induction bagi Pekerja

Perkenalan Keselamatan Bagi Pekerja
Perkenalan Keselamatan Bagi Pekerja

Di lingkungan kerja dengan risiko kecelakaan tinggi, safety induction menjadi kewajiban, terutama bagi pekerja baru dan beberapa pihak tertentu lain. Mengapa?

Safety induction merupakan kegiatan pengenalan dan pelatihan dasar-dasar keselamatan dan kesehatan di sekitar lingkungan kerja (K3). Tujuannya pun luas, mulai dari mengedukasi pekerja tentang prosedur kerja dan peraturan yang berlaku, memberikan pemahaman pentingnya K3 di lingkungan kerja, dan terutama untuk mengomunikasikan potensi-potensi bahaya yang mungkin timbul terhadap keselamatan dan kesehatan selama bekerja. Dengan memahami potensi bahaya, harapannya setiap pihak yang mendapat safety induction sadar dan mampu memitigasi atau melakukan tindakan pengendalian bahaya tersebut. Bagi Anda calon atau profesional Ahli K3 Umum, terutama spesialisasi Ahli K3 Lingkungan Kerja, wajib memahami tata cara safety induction dengan baik.

Siapa Target Safety Induction?

Beberapa pihak yang berkewajiban mengikuti safety induction adalah:

  • Pekerja baru yang logikanya belum mengetahui kondisi lingkungan kerja di perusahaan barunya tersebut.
  • Tamu (visitor) yang berkunjung di lingkungan kerja.
  • Kontraktor atau vendor baru yang bekerja sama di dalam proyek

Di samping itu, tidak sedikit industri yang secara rutin memberikan safety induction kepada pekerja-pekerja lamanya juga. Tujuannya untuk mengingatkan unsur-unsur K3 di lingkungan kerja sebelum memulai kegiatan.

Materi dan Cara Penyampaian

Materi safety induction berbeda-beda disesuaikan dengan industri, lingkungan kerja, dan juga jenis pekerjaan masing-masing. Tetapi umumnya safety induction berisikan materi, antara lain:

  • Hak dan kewajiban pekerja terkait K3 sesuai peraturan yang berlaku.
  • Kebijakan dan peraturan umum K3 perusahaan.
  • Prosedur kerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.
  • Alat pelindung diri yang wajib digunakan di lokasi kerja.
  • Potensi bahaya dan kecelakaan yang pernah atau mungkin terjadi di lingkungan kerja dan cara mengendalikannya.
  • Prosedur evakuasi ketika terjadi keadaan darurat.
  • Prosedur pelaporan kecelakaan.

Tidak harus berupa penjelasan langsung oleh pekerja setingkat pengawas (supervisor) ke atas, safety induction kini juga banyak disampaikan dalam format tayangan video, menggunakan alat peraga, atau metode yang cenderung lebih mementingkan visual atau memberikan contoh langsung.

Sumber: https://www.safetyandhealthmagazine.com/topics/175,998

Artikel lainnya: Penerapan Proses Manajemen K3 di Lingkungan Perkuliahan