Trik dan Tips Seorang Petugas HSE Mengubah Perilaku Pekerja

Trik dan Tips Seorang Petugas HSE Mengubah Perilaku Pekerja
Trik dan Tips Seorang Petugas HSE Mengubah Perilaku Pekerja

Bagaimana menjadi petugas HSE atau ahli K3 umum yang mampu mengubah perilaku pekerja?


Kondisi kesehatan dan tersedianya perlindungan keselamatan pekerja akan dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Angka kejadian kecelakaan kerja dengan berbagai ancaman di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia masih cukup tinggi. Kecelakaan kerja masih sering terjadi dalam proses produksi, terutama di sektor jasa konstruksi.

Berdasarkan riset dari National Safety Council (NSC) pada tahun 2011 menyebutkan bahwa penyebab kecelakaan kerja adalah (88%) karena perilaku tidak aman (unsafe behavior), (10%) karena kondisi yang tidak aman (unsafe condition), dan (2%) tidak diketahui penyebabnya. Perilaku tidak aman terjadi karena persepsi dan keyakinan pekerja bahwa mereka merasa ahli di bidangnya dan merasa belum pernah mengalami kecelakaan kerja sehingga kurang ada kepedulian untuk bekerja dengan baik dan benar. Salah satu cara untuk mengidentifikasi unsafe condition dan unsafe behavior yaitu dengan melakukan pendekatan perilaku atau yang disebut dengan BBS (Behavior-Based Safety).

Penggunaan beberapa pendekatan sebagai Safety Intervention Strategies yang telah dilakukan dalam beberapa penelitian menurut National Safety Council (NSC) diketahui bahwa dengan menggunakan pendekatan Behavior-Based Safety (BBS) dalam Safety Intervention Strategies telah menunjukkan hasil keberhasilan pada peringkat pertama dan mencapai pengurangan tertinggi.  Behavior Based Safety (BBS) adalah upaya pencegahan kecelakaan secara proaktif yang berfokus pada At Risk Behavior/perilaku berbahaya yang berpeluang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Budaya K3 itu sendiri dapat di capai dengan memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :

  • Mengembangkan visi misi serta tujuan K3 yang jelas
  • Visi, Misi serta tujuan K3 dikomunikasikan ke semua pihak
  • Setiap area berusaha untuk mencapai tujuan K3 masing-masing
  • Mendorong partisipasi semua member untuk mencapai visi, misi serta tujuan K3
  • Memberdayakan karyawan untuk mencapai tujuan K3

Seperti yang telah dijelaskan diatas BBS adalah upaya pendekatan K3 secara proaktif yang dalam prosesnya melakukan identifikasi perilaku berbahaya sebagai penyebab kecelakaan. Tujuannya adalah mengurangi terjadinya at risk behavior dengan melakukan observasi, pengarahan dan mempengaruhi secara positif yang pada akhirnya dapat mengubah kebiasaan bekerja dengan selamat.

ABC (Activator-Behavior-Consequence)

Terdiri dari 3 elemen :

  1. Activator/Antecedent adalah kejadian yang mendasari perilaku sesorang.
  2. Behavior/perilaku adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yang dapat kita lihat
  3. Consequence adalah kejadian yang mengikuti perilaku dan merubah kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari.

Contoh dari Activator

  • Tujuan
  • Kebijakan
  • Prosedur
  • Standar Kerja
  • Pelatihan
  • JSA
  • Tool Box Meeting

Ciri-ciri aktivator :

  • Selalu datang sebelum perilaku (behave)
  • Konsekuensi juga dapat sebagai activator

Ada 2 jenis konsekuensi yaitu konsekuensi positif dan negatif.

Contoh konsekuensi positif :

  • Tool Box Meeting
  • Bekerja sesuai instruksi, dll.

Contoh Konsekuensi Negatif :

  • Merokok di area yang mudah terbakar
  • Tidak mengunakan APD sesuai ketentuan

contoh dari konsekuensi negatif di atas adalah hasil dari At Risk Behavior (perilaku berbahaya).
At Risk behavior bisa menyebabkan kecelakaan baik itu kecelakaan ringan ataupun fatal tergantung dari resiko dari pekerjaan yang dilakukannya. Berikut ini beberapa alasan orang melakukan at risk behavior :

  • Kesadaran, suatu keadaan seseorang yang menunjukkan bahwa ia tahu atau mengerti dengan jelas mengenai apa yang ada dalam pikirannya sehingga selanjutnya mampu untuk mengungkapkan dan akan mengekspresikan hasil yang didapatkan dari stimulus awal. Kesadaran dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu baik dan kurang baik.
  • Kebiasaan
  • Tidak disengaja

Adapun BBS berfokus pada kebiasaan dan perilaku yang tidak disengaja. Lawan dari at risk behavior (perilaku berbahaya) adalah Safe Behavior (Perilaku selamat) yang apabila dilaksanakan secara konsisten maka hal tersebut merupakan upaya pencegahan kecelakaan.

Kebutuhan selamat merupakan salah satu dari kebutuhan dasar manusia, yang meliputi rasa ingin dilindungi dan merasa aman serta nyaman ketika berada di tempat kerja. Maka dari itu trik menjadi seorang petugas HSE yaitu dengan menguasai ilmu K3 dengan metode pendekatan Behavior-Based Safety sebagai Safety Intervention Strategies, dan tips untuk mengubah perilaku dari pekerja, petugas HSE harus:

  1. Menjadi pelaku utama dalam menjalankan perilaku yang aman dan selamat
  2. Mampu memberikan motivasi yang positif terhadap pekerja
  3. Menjalankan program dan kegiatan sebagai peran dari manajemen perusahaan secara rutin seperti; melakukan evaluasi, melakukan inspeksi secara tegas
  4. Memberikan positive reinforcement dalam bentuk pujian dan promosi kerja karena telah berperilaku aman dalam tingkat yang cukup baik, dan punishment kepada pekerja yang tidak berperilaku aman.

Sumber:

Sirait, A.F., Paskarin, I. 2016. Analisis Perilaku Aman Pada Pekerja Konstruksi Dengan Pendekatan Behavior-Based Safety (Studi di Workshop PT. X Jawa Barat). Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga. Surabaya

Artikel lainnya: Seberapa Bahayakah Confined Space?