Mengenal Lebih Dekat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja
Kecelakaan bisa terjadi di mana saja, termasuk tempat kerja. Ketika hal tersebut terjadi, bisa saja korban dalam kondisi terluka ringan maupun parah sehingga dibutuhkan tindakan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
Pertolongan ini diberikan agar kondisi korban tidak semakin memburuk atau sampai mengancam nyawa. Pertolongan pertama pada korban kecelakaan ini diberikan sebelum mendapat pertolongan yang lebih lanjut dari dokter atau tim medis.
Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai tindakan P3K di tempat kerja, mulai dari definisi, tujuan, prinsip dasar, hingga jumlah petugas P3K yang harus ada di perusahaan lewat ulasan berikut ini.
Definisi P3K
Sesuai dengan namanya, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan yang segera diberikan pada korban saat terjadi kecelakaan ringan maupun berat, hingga penyakit tertentu di tempat kerja ataupun lokasi kejadian lainnya.
Pelaksanaan pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja sendiri sudah diatur dalam ketentuan-ketentuan peraturan perundangan dalam rangka penanggulangan kecelakaan termasuk sakit di tempat kerja dengan pelaksanaan P3K, antara lain:
Meskipun dapat memberikan pertolongan langsung pada korban kecelakaan, tapi perlu diketahui bahwa pertolongan pertolongan bersifat sementara saja hingga pertolongan medis dari dokter atau tim medis lainnya datang.
Tindakan P3K ini dapat berupa, pembersihan luka kecil atau goresan, mengobati luka bakar ringan, membalutkan perban saat terjadi keseleo atau cedera, dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menyelamatkan nyawa korban, mencegah terjadinya infeksi, serta memberikan dukungan secara psikologis pada korban.
Namun, tindakan P3K ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena jika penanganannya tidak tepat, justru dapat membahayakan nyawa korban. Biasanya, tindakan ini dilakukan oleh petugas P3K yang sudah terlatih dan mengantongi sertifikasi P3K.
Tujuan P3K
Pada dasarnya, tindakan P3K dilakukan untuk menyelamatkan nyawa korban dari kecelakaan atau penyakit yang dialami.
Namun, tak hanya itu saja, P3K juga bertujuan untuk mencegah kondisi korban lebih parah, menunjang penyembuhan, mempertahankan imunitas tubuh, hingga mencarikan bantuan lebih lanjut.
Agar lebih jelas mengenai tujuan P3K ini, berikut penjelasan lebih lanjutnya.
1. Menyelamatkan nyawa korban
Tindakan P3K dilakukan untuk menyelamatkan nyawa korban kecelakaan dari kematian semaksimal mungkin. Agar tujuan ini terjacapai, pertama-tama petugas P3K harus mampu mendeteksi keadaan sekitar yang sekiranya dapat membahayakan nyawa korban.
Jika keadaan sekitar aman, tindakan P3K bisa segera dilakukan. Misalnya, korban mengalami patah tulang pada pergelangan kaki, maka petugas P3K harus membalut luka akibat patah tulang tersebut dengan perban elastis untuk mencegah terjadinya infeksi.
2. Mencegah kondisi korban menjadi lebih parah
Saat terjadi kecelakaan, korban bisa saja mengalami berbagai kondisi. Misalnya, patah tulang, luka bakar, cedera otot, dan sebagainya.
Untuk mencegah kondisi korban semakin parah, bisa dilakukan tindakan P3K. Namun, tindakan tersebut harus dilakukan sesuai dengan diagnosis dan panduan penanganan yang telah dipelajari petugas P3K di pelatihan.
3. Menunjang penyembuhan
Beberapa korban kecelakaan di tempat kerja mungkin tidak merasakan apapun saat kecelakaan tersebut terjadi, apalagi kalau hanya kecelakaan kecil. Namun, jika diabaikan, lama-kelamaan korban bisa saja merasakan nyeri yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
Itulah mengapa pentingnya dilakukan tindakan P3K agar rasa nyeri tersebut bisa diatasi dan tidak menimbulkan risiko infeksi.
4. Mempertahankan imunitas korban
Sesaat setelah terjadi kecelakaan kerja, korban tentu akan merasa syok dan takut. Kondisi ini dapat membuat sistem imun tubuh korban melemah dan jika dibiarkan dapat menimbulkan dampak yang buruk untuk kesehatan korban.
Namun, dengan memberikan pertolongan pertama dalam bentuk dukungan psikologis, korban bisa merasa lebih aman dan nyaman. Perasaan ini akan membuat imunitas tubuh korban meningkat sehingga korban memiliki harapan dan semangat untuk bisa pulih dari kecelakaan.
5. Mencarikan pertolongan lebih lanjut
Tindakan P3K juga bertujuan untuk mencarikan pertolongan lebih lanjut pada korban kecelakaan, seperti bantuan dari tim medis rumah sakit. Sambil menunggu bantuan tersebut, petugas P3K bertugas untuk mengupayakan korban agar dapat bertahan sampai tim medis dari rumah sakit datang.
Prinsip Dasar P3K
Dalam melakukan tindakan pertolongan pertama, petugas P3K harus memperhatikan prinsip-prinsip dasar P3K agar tidak membahayakan diri sendiri maupun korban kecelakaan. Berikut adalah beberapa prinsip dasar P3K.
Tahapan D-R-C-A-B
Tak hanya kecelakaan, penyakit tertentu yang diderita karyawan perusahaan juga memerlukan tindakan P3K. Misalnya, karyawan mengalami henti jantung dan paru sehingga perlu dilakukan prosedur cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau alam bahasa Indonesia dikenal sebagai Resusitasi Jantung Paru (RJP) sebagai bentuk pertolongan pertama.
Prosedur ini bisa dilakukan sambil menunggu ambulans atau pertolongan medis tiba. Prosedur RJP ini dilakukan untuk membantu mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh korban.
Ada beberapa tahapan dalam RJP yang harus dilakukan. Tahapan ini dikenal dengan singkatan D-R-C-A-B, yaitu:
Jumlah petugas P3K di tempat kerja berdasarkan risiko
Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja/buruh yang ditunjuk oleh pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K di tempat kerja.
Petugas P3K ini memiliki peranan yang sangat penting, terutama di instansi atau industri yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi.
Berikut adalah jumlah petugas P3K yang dibutuhkan berdasarkan risiko di tempat kerja.
Potensi bahaya | Jumlah pekerja | Jumlah petugas P3K |
---|---|---|
Tempat kerja dengan potensi bahaya rendah | Kurang dari 150 >150 | 1 untuk setiap 150 orang (2 untuk 300 orang dst) |
Tempat kerja dengan potensi bahaya tinggi | Kurang dari 100 >100 | 1 untuk setiap 100 orang (2 untuk 200 orang, dst) |
Selain risiko, ada beberapa hal lain yang harus dipertimbangkan untuk menentukan jumlah petugas P3K di tempat kerja, yaitu:
Nah agar Anda bisa meminimalisir kecelakaan lebih baik lagi, penting untuk Anda mengikuti sertifikasi Pelatihan P3K dari KEMNAKER RI. Dengan mengikuti pelatihan, Anda akan dilengkapi teori dan juga praktek langsung bagaimana mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi kecelakaan ditempat kerja.